Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova menyatakan penguatan rupiah dipengaruhi penetapan suku bunga acuan Bank Indonesia yang tidak berubah di level 5,75 persen sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.
Faktor lainnya adalah tren penurunan yield obligasi pemerintah Indonesia yang diperkirakan masih akan berlanjut.
"Rata-rata penurunan yield obligasi pemerintah di kisaran 2-4 bps," ungkap Rully ketika ditanya Antara, Jakarta, Kamis.
Senada, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan sikap Bank Indonesia (BI) yang berkomitmen menjagai nilai tukar seperti diungkapkan dalam konferensi pers (konpers) hari ini dinilai membantu keyakinan pasar terhadap rupiah.
Dalam konpers tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan keputusan mempertahankan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juni pada level 5,75 persen untuk memastikan inflasi tetap terkendali.
Selain itu suku bunga deposit facility dan lending facility juga tetap dipertahankan masing-masing sebesar 5,75 persen dan 6,5 persen.
"Keputusan ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2 persen sampai 4 persen pada sisa tahun 2023 dan tahun 2024," kata Perry dalam konferensi pers RDG BI bulan Juni di Jakarta, Kamis.
Selain itu, ujar Ariston, pasar masih mencerna pernyataan Ketua Dewan Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve (Fed) Jerome Powell dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kongres AS.
Sebelumnya, lanjut dia, Powell telah menerangkan selepas rapat moneter pekan lalu, bahwa The Fed masih akan menerapkan kebijakan suku bunga tinggi, tapi laju kenaikannya akan moderat.
“Pelaku pasar menangkap kata moderat ini sebagai kata yang lebih dovish dibandingkan sebelumnya, sehingga dolar AS sempit melemah terhadap nilai tukar lainnya,” ungkap Aris.
Pada penutupan perdagangan hari, rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,08 persen atau 13 poin menjadi Rp14.939 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.952 per dolar AS.
Sepanjang hari, rupiah bergerak dari Rp14.889 per dolar AS hingga Rp14.948 per dolar AS.
Baca juga: Gubernur BI mengaku siap lakukan redenominasi rupiah
Baca juga: Analis: Rupiah kuat karena penurunan index dolar AS
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023